Cerita Nelayan Mangaran yang Selamatkan 15 ABK Asal Lamongan di Tengah Laut

Bagikan Artikel

Jawa Pos Radar Situbondo – Sejumlah nelayan Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Situbondo, mengevakuasi 15 anak buah kapal asal Kabupaten Lamongan  yang terapung di perairan Selat Madura, Kamis (26/1) lalu. Korban sebelumnya mengalami kecelakaan, yang mengakibatkan kapal layar motor (KLM) jenis porsen hancur setelah  mengalami kecelakaan laut di perairan Utara Pulau Madura.

Arif, warga Semiring mengatakan, penyelamatan terhadap korban kecelakaan itu terjadi tidak sengaja. Sebab, dirinya bersama nelayan lain awalnya berencana untuk mengirim barang ke Pulau Madura.

“Di tengah perjalanan tepatnya di Selat Madura, kami melihat ada orang terapung menggunakan jerigen air. Lalu kami berinisiatif untuk menyelamatkan mereka,” ujarnya, Jumat (27/1).

Arif menyebutkan, pengiriman barang biasanya dilakukan malam hari. Hanya saja, entah kenapa saat itu tiba tiba berinisiatif berangkat lebih awal. “ Biasanya saya berangkat malam, tidak tahu kenapa kok tiba-tiba pengen berangkat pagi. Dan teman saya kebetulan juga mau diajak berangkat lebih awal,” jelasnya.

Kata dia, belasan korban yang terapung kondisinya sudah sangat lemah. Dirinya dibantu oleh teman-temannya langsung mengevakuasi dan membawa ke rumahnya. “Berhasil dievakuasi ke atas kapal, korban kami bawa pulang untuk mendapat perawatan. Sebelum tiba di darat, saya sudah menghubungi keluarga dan pihak terkait seperti,” ucapnya.

Sementara itu, Misran, salah satu korban mengatakan, awalnya belasan ABK berencana untuk pulang setelah menangkap ikan di perairan Masalembu. Namun, di tengah perjalan memilih untuk beristirahat karena kelelahan. “Hari selasa saya pasang jangkar di Perairan Madura untuk istirahat. Karena cuaca juga sudah malam,” ucapnya.

Lebih lanjut, Misran menjelaskan, keesokan  harinya tepatnya hari Rabu tiba-tiba ada kapal besi ukuran besar menabrak kapal yang ditumpangi. Nahasnya, pelaku memilih langsung melarikan diri. “Langsung mengalami pecah di bagian lambung kapal. Kemudian secara perlahan tenggelam. Spontan kami melompat ke laut untuk menyelamatkan diri. Beruntung masih ada jerigen air yang bisa dipakai untuk menyelamatkan diri,” jelasnya.

Misran menambahkan, dirinya terombang-ambing di tengah laut tanpa ada makanan dan minuman. “Kecelakaan hari Rabu, kemudian hari Kamis ada yang menolong kita. Selama sehari semalam tidak ada makanan yang bisa dikonsumsi. Minum pun menggunakan air laut,” bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasatpolairud) Polres Situbondo, IPTU Hasanuddin membenarkan kejadian tersebut. Dirinya menyebutkan Kondisi 15 nelayan yang mengalami laka taut tersebut kini sudah sehat tanpa mengalami luka. Hanya saja beberapa masih lemas karena terlalu banyak meminum air laut. “Setelah didatangkan tim medis dari puskesmas Mangaran, semuanya dalam kondisi sehat. Karena mereka hanya mengalami kecapekan saja,” ucapnya.

Hasanuddin mengaku, paska dilakukan perawatan terhadap korban, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan petugas Polairud Lamongan. “Kami sudah koordinasi dengan Polairud Lamongan terkait pemulangannya. Akhirnya diputuskan menggunakan mobil travel. Hari Kamis malam Pukul 23.00 WIB, Nelayan tersebut sudah diantar pulang,” pungkasnya. (wan/pri)

sumber:radarbanyuwangi

By Luqman

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *