Erick Thohir Ungkap Peluang Harga BBM Turun Lagi, Ini Katanya

Bagikan Artikel

 Sejumlah badan usaha penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) swasta telah menurunkan harga jual BBM non subsidi pada awal bulan ini. Bahkan, terbaru BP-AKR kembali menurunkan harga jual bensin jenis BP 90 (RON 90) dan BP 92 (RON 92) pada 14 September 2022 lalu.

BP 90 kini telah dibanderol sebesar Rp 14.890 per liter, turun dari sebelumnya Rp 15.320 per liter. Sementara harga BP 92 dibanderol Rp 14.990 per liter, turun dari sebelumnya Rp 15.420 per liter.

Lantas, bagaimana dengan harga BBM jenis bensin RON 92 atau Pertamax yang dijual Pertamina? Apakah dalam waktu dekat akan diturunkan kembali? Seperti diketahui, pada 3 September 2022 lalu, selain menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi, pemerintah juga menaikkan harga jual Pertamax menjadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500 per liter.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pun sempat mengungkapkan adanya peluang harga BBM jenis Pertamax (RON 92) ini kembali mengalami penyesuaian atau bahkan diturunkan.

Pasalnya, harga minyak pun kini berfluktuasi.

“Mungkin saja (turun), kan gini kalau hari ini kan harga minyak mentah di US$ 95’an per barel. Kalau harga minyak menjadi US$ 75 atau US$ 65 per barel alhamdulillah. Ya pasti harga BBM Pertamax turun,” ujarnya saat ditemui usai acara ‘Sarasehan 100 Ekonom Indonesia’ di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Erick menjelaskan bahwa apa yang dilakukan pemerintah pada saat ini bukanlah menaikkan harga BBM, namun lebih kepada pengurangan anggaran subsidi BBM.

Di samping itu, ia juga tak sependapat jika Indonesia dibandingkan dengan negara lain mengenai harga jual BBM. Terlebih Indonesia sudah menjadi negara net importir minyak sejak tahun 2003. “Ini yang kadang-kadang masyarakat sering terlupakan,” katanya.

PT Pertamina sebelumnya juga telah melakukan review atas harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax saat ini. Terutama di tengah tren harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi.

Sementara itu, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan bahwa perusahaan terus melakukan review harga secara berkala, sehingga harga jual BBM non subsidi ini pun bisa naik atau juga bisa turun.

“Masih kita review secara berkala. Fluktuatif, bisa naik dan bisa turun,” ujar Irto.

Seperti diketahui, pemerintah resmi mengumumkan kenaikan harga produk Bahan Bakar Minyak (BBM) penugasan, subsidi, hingga non subsidi. Penyesuaian harga BBM tersebut berlaku satu jam sejak diumumkannya pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Adapun ketiga BBM tersebut antara lain yakni Pertalite, Solar subsidi, hingga Pertamax. Rinciannya yakni Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.

Kemudian, Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sementara Pertamax mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Sebagai informasi, harga minyak dunia tergelincir ke bawah level US$ 90 per barel pada Rabu (21/09/2022), setelah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, mengumumkan kenaikan suku bunga.

Minyak mentah Brent tercatat US$ 89,83 per barel pada Rabu (21/9/2022), melemah 0,87% dibandingkan kemarin. Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) anjlok 1,79% ke US$ 82,94 per barel.

Harga minyak dunia pernah menyentuh nyaris US$ 128 per barel pada 8 Maret 2022 lalu saat perang Rusia-Ukraina meletus sejak 24 Februari 2022 lalu. Sejak saat itu, selama dua kuartal tahun ini rata-rata harga minyak berada di kisaran US$ 100 per barel. Namun sejak Agustus 2022, harga minyak terlihat mulai melemah dan kini sudah berada di bawah US$ 100 per barel.

Sumber cnbcindonesia.com

By Luqman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *