beritabanyuwangi.com – Angin kencang yang melanda perairan hampir diseluruh wilayah Banyuwangi beberapa hari terakhir. Ditambah pula dengan kecepatan angin turut berdampak pada gelombang di Selat Bali, Rabu (6/7/2022)
Prakirawan BKMG Banyuwangi Yustoto Windiarto mengatakan, tingginya gelombang yang terjadi di selat Bali karena adanya udara bertekanan tinggi. Hal itu memicu terjadinya angin kencang dan gelombang meningkat.
“Kalau beberapa waktu lalu tinggi gelombang selat bali ada dikisaran 0,5 hingga 1,25 meter, saat ini mencapai 0,5 hingga 2 meter. Hal yang sama juga terjadi perairan laut Banyuwangi Selatan, jika beberapa waktu lalu tinggi gelombang hanya 2,5 hingga 3 meter, saat ini sudah mencapai 4 meter,” ujarnya.
Pihaknya menyebut jika kondisi ini diprediksi akan terus berlanjut hingga akhir Agustus nanti. BMKG juga menghimbau kepada warga untuk waspada, terutama yang setiap hari beraktifitas disekitar perairan laut. Selatan.
Jika memang kondisi ombak meningkat, demi keselamatan nelayan disarankan tidak melaut terlebih dahulu. Begitu pula penyeberangan di pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi, jika kondisi cuaca buruk diikuti naiknya tinggi gelombang diatas rata rata, maka bisa memberlakukan sistem buka tutup.
Cuaca buruk mengakibatkan ratusan nelayan di Pelabuhan Muncar Banyuwangi berhenti melaut. Melihat kondisi seperti ini banyak yang menyandarkan perahu. Mereka khawatir perahu yang mereka tumpangi tidak mampu melawan besarnya ombak dan angin kencang.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi Hasan Basri mengatakan, di Pelabuhan Muncar sekitar 500 nelayan sudah berhenti melaut sejak 5 hari lalu. Sebab angin kencang dan ombak setinggi 0,5 hingga 4 meter masih terjadi di laut Selatan Jawa.
“Sudah ada 5 hari ini nelayan di Muncar berhenti melaut. Karena kondisi ombak di tengah laut cukup besar. Sehingga mereka khwatir akan terjadi kecelakaan laut, karena perahu yang tidak mampu melawan besarnya ombak,”ujar Hasan Basri.
Menurut hasan pihaknya masih terus berkordinasi dengan BMKG Banyuwangi, hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi cuaca dan ombak yang terjadi ditengah laut. Jika kondisi mulai mereda maka nelayan akan memulai aktifitasnya kembali.
Banyak diantara nelayan yang saat ini memilih beraktifitas memperbaiki alat tangkapan mereka yang sudah rusak sambil menunggu cuaca berangsur normal kembali. Yang punya kapal sambil memperbaiki kapalnya, yang memiliki jaring membenahi jaringnya persiapan kalau nanti siap bisa dipakai lagi. (Riz)
Reporter Rizkie Andri
Sumber beritabanyuwangi.com