Jakarta, — Harga porang turun di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat dikarenakan sepi pembeli.
Para petani porang pun meminta pemerintah untuk memaksimalkan potensi komoditas ini.
Sarno, petani porang di Kecamatan Jagoi Babang, Bengkayang, mengatakan harga komoditas saat ini sangat murah, sampai tak bisa menutupi biaya yang harus dikeluarkan.
Sebelum anjlok, harga porang dikatakan bisa tembus Rp14 ribu per kilogram dan saat ini hanya sebesar Rp3.000 per kg.
“Sekarang harga porang di Jawa berkisar Rp3.000 per kilogram. Padahal ongkos ke Jawa Rp2.500, jadi tinggal Rp500 sisanya. Ongkos ladang ke tepi jalan nggak cukup Rp5.000, berarti habis dan kurang,” ujarnya dikutip dari detikfinance, Kamis (29/8).
Menurut Sarno, anjloknya harga porang menimbulkan kerugian yang tak sedikit. Ia bahkan rugi hingga ratusan juta. “Saya rugi Rp250 juta dari porang,” terang dia.
Sebagai informasi, anjloknya harga porang karena China menutup pintu impornya terhadap hasil porang dari Indonesia. Hal ini membuat pabrik chip porang di Tanah Air sempat menumpuk dan harga turun drastis.
Menurutnya, keluhan tersebut tidak hanya dirasakan oleh para petani porang di kecamatan Jagoi Babang, tapi juga di Siding, dan Seluas. Untuk mengatasi kondisi, pemerintah diharapkan segera turun tangan.
Saat ini, petani porang yang sudah terlanjur menanam tanaman tersebut membiarkan kebunnya begitu saja tanpa diberi pupuk dan perawatan lainnya.
Hal ini dikarenakan para petani sudah kehilangan semangat melihat harga porang yang jatuh, dan tidak akan sebanding dengan biaya perawatan yang dilakukan.
“Sekarang mereka yang sudah nanam (porang) ya dibiarkan saja. Kalau kebun saya porangnya masih ada tapi tidak diurus,” jelasnya.
Tanaman porang termasuk jenis umbi-umbian dalam spesies Amorphophallus muelleri blume.
Porang banyak tersebar di Pulau Jawa, karena kontur tanah dan iklim di wilayah Jawa paling cocok untuk pertumbuhannya.
Komoditas ini diketahui memiliki kandungan glukomanan yang bisa diolah oleh sejumlah industri untuk dijadikan bahan baku, seperti kosmetik, tekstil, hingga kaca.
SUMBER : CNNINDONESIA.COM