Branding menjadi sebuah strategi penting bagi UMKM untuk mencapai kesuksesan. Hal ini seiring dengan perilaku konsumen yang cenderung memilih produk sesuai dengan hal-hal yang mereka ingat. CEO/Founder Inkubator Bisnis UKM Kaya.Id Nita Katikasari menuturkan, konsumen saat ini memilih brand yang sesuai dengan mereka. “Jadi branding ini penting sekali apalagi sekarang konsumen sering kali dijejal dengan berbagai informasi,” kata Nita sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (5/4/2022).
Menurut Nita, branding yang kuat mampu membuat orang selalu mengingat sebuah produk. Branding bisa dilakukan melalui marketing (pemasaran) dan kemasan produk. Ini terkait dengan ketatnya persaingan di pasar saat ini. Oleh karena itu, ia menyarankan pelaku UMKM untuk menginvestasikan uangnya untuk melakukan promosi. “Banyak perusahaan ketika harus memotong budget, memotong marketing. Padahal marketing itu harus dilihat sebagai investasi karena bagaimana konsumen mau tahu kalau tidak melalui marketing ini,” ujarnya. Selain itu, packaging yang menarik dapat meningkatkan daya tarik calon pembeli dan menambah nilai jual. Dengan pemilihan kemasan yang tepat, produk UMKM dapat bersaing dengan produk-produk lokal kenamaan bahkan produk-produk dari luar negeri. Ia mencontohkan salah satu UMKM jamu yang mempercayakan produknya kepada Kaya.Id. Melalui strategi pemasaran yang tepat dan kemasan yang modern, omset usaha jamu tersebut mencapai Rp 1,4 miliar dalam 1 tahun. Hal senada juga disampaikan Brand Aktivis & Founder Brand AdventureIndonesia Arto Soebiantoro. Menurutnya brand mampu menambah bahkan mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk. Strategi branding sangat beragam dan tidak ada aturan baku untuk memasarkan sebuah produk. Karenanya, pelaku usaha harus jeli melihat strategi pemasaran yang cocok untuk jenis usaha dan target usahanya. Tahapan Branding Langkah branding terdiri dari tahap kenal, rasa, paham dan cinta. Seluruh pelaku usaha mempunyai tujuan utama yakni membawa brand ke tahapan cinta. “Semua brand punya fokus cuma satu, yakni membawa brand ke tahap cinta. Seringkali kita merasa, mentang-mentang 10 20 tahun kita sudah di tahap cinta. Bisa jadi selama itu hanya jualan dan tidak membangun relasi dan keakraban dengan market,” jelasnya. Kurangnya relasi brand dengan pasar, dinilainya menjadi penyebab sebuah brand tidak melekat di masyarakat.
Arto mengakui bahwa untuk membangun sebuah brand membutuhkan waktu yang lama bahkan bisa memakan waktu hingga 50 tahun, namun dengan bantuan teknologi, proses tersebut bisa dipersingkat menjadi 20 tahun. Lebih lanjut ia menyarankan para pelaku usaha untuk mulai membangun brand dari pasar yang kecil. Berdasarkan pengalamannya selama hampir 21 tahun di industri branding, semakin kecil pasar semakin cepat brand terbangun. “Jangan salah dengan konsep bisnis, bisnis semakin besar pasar semakin bagus. Tapi brand harus fokus ke pasar spesifik, banyak pengusaha yang pasarnya tidak spesifik sehingga biayanya lebih mahal dan tidak efektif,” tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ingin Bisnis Sukses? Jangan Lupa Lakukan Branding Produk”, Klik untuk baca: https://umkm.kompas.com/read/2022/04/05/081844283/ingin-bisnis-sukses-jangan-lupa-lakukan-branding-produk?page=all#page3.
Editor : Bambang P. Jatmiko
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android:
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L