beritabanyuwangi.com – Sebagai bagian dari pembentukan karakter mandiri pada anak didik yang memiliki hambatan khusus, Lembaga Pendidikan Khusus (PK-LK) se Banyuwangi melaksanakan jambore bersama. Kegiatan yang dikemas dalam kemah bersama dialam terbuka ini juga sekaligus sebagai sarana mengenalkan anak untuk cinta kelestarian alam, Jum’at (26/8/2022).
Keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat anak-anak ini untuk mengikuti jambore bersama, 300 anak difabel berkumpul di Pinus Camp Outbound Park, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur. Keceriaan tampak terpancar diwajah mereka ketika berkumpul bersama teman-teman sesama saat mengikuti upacara pembukaan jambore didepan tenda masing-masing.
Ikut hadir membuka jambore bersama ini Kepala Cabang Dinas Pendidikan Propinsi Wilayah Kabupaten Banyuwangi (Kacabdin) Istu Handono, Kwartir Cabang (Kwarcab) Banyuwangi, Ketua Gugus Depan (Gudep) 30 Pendidikan Khusus (PK) dan Lembaga Khusus (LK) se Banyuwangi. Pembukaan ini juga diisi tampilan tari jejer gandrung dari Pendidikan Khusus (PK) PGRI 3 Cluring dan teatrikal kemerdekaan dari PK Kalipuro.
“Selama 3 hari anak-anak berkebutuhan khusus ini kita kumpulkan sebagai penerapan dari P5 Merdeka Belajar yakni pendidikan karakter, mandiri tanpa diskrimasi dan pendampingan dari orang tua, pengenalan alam dan mencintai kelestarian lingkungan,” ujar Gandi Fitriawan, Ketua Pelaksana Jambore Bersama Pendidikan Khusus.
Gandi juga menambahkan selama pelaksanaan jambore juga diisi dengan berbagai kegiatan lomba antar lembaga pendidikan. Kegiatan lomba tersebut antara lain senam pramuka, jelajah alam, parade seni dan yel-yel masing-masing peserta, dan terakhir ditutup dengan pengenalan kelestarian lingkungan alam yang ditandai dengan penanaman pohon pencegah erosi daerah aliran sungai (DAS).
Hal yang sama disampaikan salah seorang pembina peserta dari Pendidikan Khusus (PK) Muhammadiyah Licin, sangat senang dengan adanya jambore bersama ini. Gelaran yang pertama kali ini banyak memberi nilai manfaat pada anak didiknya, mereka berlatih untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa pendamping orang tua serta bisa bersosialisasi dengan teman-teman sebaya.
“Besar harapan kami jambore seperti ini bisa rutin dilaksanakan setiap tahun, dan bisa memberikan kesan pada siswa-siswa kami. Bahkan dikegiatan ini kami bawa serta semua perwakilan anak-anak dari masing-masing 5 hambatan yang ada, seperti hambatan mental, hambatan berfikir, hambatan pendengaran, hambatan penglihatan dan hambatan gerak,” ucap Heru Wibowo, Kepala Sekolah SMPLB Muhammadiyah Licin.
Pendidikan Khusus (PK) dan Lembaga Khusus (LK) berharap dengan dilaksanakannya jambore bersama para difabel ini dapat menumbuhkan semangat kemandirian tanpa diskriminasi, tumbuhnya jiwa sosialisasi pada teman sejawat dan masyarakat sekitar serta pengenalan pada alam dan kecintaan pada kelestarian lingkungan. Nantinya kegiatan serupa akan rutin dilaksanakan setiap tahun dengan tema dan suasana yang berbeda. (Rizkie Andri)
Sumber beritabanyuwangi.com