5 Oktober 2024
Bagikan Artikel

JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi kembali ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif nomor satu se-Indonesia, yang diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Jakarta, Jumat (23/12/2022), dalam ajang “Innovative Government Award”. Predikat kabupaten terinovatif ini telah dipertahankan tanpa jeda sejak 2018.

“Inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. Tadi Pak Mendagri menyampaikan, kalau daerah tak berinovasi, hanya business as usual, akan sulit mengakselerasi diri,” ujar Ipuk.

Inovasi Banyuwangi, lanjut Ipuk, terdiri atas inovasi digital dan non digital. Inovasi terbentang mulai sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan. Penilaian dilakukan oleh tim independen yang terdiri atas kementerian terkait, akademisi, hingga media massa. Selain itu, juga dilakukan secara bertahap. Mulai dari paparan sampai tinjau lapangan. 

“Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, tapi kita benar-benar pilih inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada kemiskinan, IPM, dan sebagainya,” ujarnya. 

Ipuk lantas membeber sejumlah dampak inovasi yang digeber. Di antaranya pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang rebound. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020 karena tergerus pandemi, tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen. Begitu pula dengan pendapatan perkapita yang tahun 2020 yang berada di angka Rp 47,57 juta, tahun 2021 menjadi Rp 49,99 juta.

Dampaknya juga terasa penurunan kemiskinan. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada 2022 ini.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, pada angka 71,94.

“Tahun 2022, Banyuwangi telah bebas status desa berkembang. Jangankan desa tertinggal, desa berkembang alhamdulillah l sudah tidak ada. Semuanya sudah naik status menjadi desa kategori maju dan mandiri yang ditetapkan oleh Kementerian Desa. Bahkan 2 desa Banyuwangi masuk dalam 10 besar nasional desa terbaik, desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia,” jelas Ipuk.

“Beragam inovasi dan keberhasilan ini, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder. Dari sinilah, Banyuwangi terus mempertahankan prestasinya,” pungkas Ipuk. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *