5 Oktober 2024
Bagikan Artikel

Berita Banyuwangi – Selama ini layanan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) terbatas pada ibu, anak dan lnjut usia (lansia). Kini Posyandu di Banyuwangi melengkapinya sengan posyandu untuk remaja, sehingga kini melayani semua usia.

Program tersebut dikenal dengan “Posyandu Terintegrasi”. Bupati Ipuk Fiestiandani meluncurkan secara resmi di Pendopo Sabha Swagata, Selasa (29/8/2023).

“Sebenarnya sudah dilakukan oleh sejumlah posyandu. Namun, dengan direamikan ini, semua posyandu harus melakukan layanan ini. Sekali buka di satu lokasi, Posyandu bisa melayani semua usia, sehingga lebih terintegrasi,” ujar Ipuk.

“Ini adalah bagian dari upaya menyukseskan program kesehatan nasional untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” imbuhnya. 

Posyandu Terintegrasi adalah program pelayanan kesehatan seluruh siklus hidup. Terdiri atas empat kategori yakni ibu hamil dan menyusui; bayi dan balita; usia sekolah dan remaja; serta usia produktif dan usia lanjut.    

“Jadi sekarang Posyandu juga melayani kesehatan remaja dan usia produktif. Karena dua kategori usia ini juga penting untuk dijaga kesehatannya,” ujar Ipuk.

Kenapa remaja, lanjut Ipuk, karena remaja cenderung punya kebiasaan makan yang kurang baik yang bisa menyebabkan malnutrisi, yang bisa berpengaruh pada konsentrasi belajar hingga menyebabkan stunting.

“Sementara untuk usia produktif, layanan yang diberikan di Posyandu berupa pemeriksaan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan gula darah. Sebab dua penyakit tersebut merupakan awal dari munculnya penyakit-penyakit lain yang lebih berat. Ini yang ingin kita cegah dengan pemeriksaan dan edukasi baik remaja dan usia produktif yang datang ke Posyandu,” terang Ipuk.

Ditambahkan pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Amir Hidayat, menerangkan Posyandu Terintegrasi akan dilaksanakan oleh 2.310 Posyandu se Banyuwangi. 

Program ini melibatkan 13 ribu kader yang telah dibekali dengan 25 kompetensi dasar berdasarkan empat kategori siklus kehidupan.  

Misalnya untuk kompetensi pelayanan tentang ibu hamil dan menyusui, para kader diajarkan memantau status gizi dan tekanan darah, dan masih banyak lainnya. Kompetensi terkait bayi dan balita di antaranya edukasi ASI eksklusif, MP ASI, melakukan penimbangan, pengukuran  dan tinggi badan.

“Berikutnya kompetensi terkait usia sekolah dan remaja meliputi edukasi Isi Piringku yaitu kompisisi makanan pokok yang harus dikonsumsi setiap hari, agar terpenuhi nutrisi harian,” kata Amir.

“Selain itu juga edukasi pencegahan anemia bagi remaja putri, hingga edukasi bahaya merokok dan obat-obatan terlarang,” tambah Amir.

Sementara kompetensi terkait usia produktif dan lansia, yakni melakukan skrining hipertensi dan diabetes, skrinig TBC dan kepatuhan pengobatannya, edukasi KB, hingga skrining lanjut usia.

“Dengan bekal kompetensi tersebut, para kader diharapkan mampu melakukan pelayanan secara optimal kepada semua siklus hidup yang datang ke Posyandu. Dengan layanan yang lebih lengkap ini, harapannya kunjungan warga ke posyandu semakin meningkat. Sehingga berimbas pada peningkatan taraf kesehatan warga,” jelas Amir. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *