Keren, Inkubator Telur Penyu di Banyuwangi Bisa Tentukan Jenis Kelamin

Bagikan Artikel

Penelitian tingkat kehidupan dan jenis kelamin anak penyu (tukik) terus dilakukan Banyuwangi Sea Turtle Foudatian (BSFT) dan Prodi Kedokteran Hewan, Sekolah Ilmu Kesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi. Ini dilakukan demi penyelamatan hewan langka yang ada di Indonesia.

Hasilnya, tingkat kehidupan mencapai 90 persen dan penentuan jenis kelamin tukik, bisa dilakukan dalam penelitian ini. Mereka menggunakan boks khusus, yang diberi nama Intan Box. Alat ini merupakan alat penetasan (inkubator) telur penyu buatan.

“Intan Box terbukti memiliki rasio keberhasilan penetasan yang tinggi, yaitu di atas 90 persen. Lebih tinggi dari rata-rata penetasan semi alami yang pernah dikelola kami,” ujar Wiyanto Haditanojo pembina BSTF kepada wartawan, Minggu (23/10/2022).

Dalam penelitian itu, lanjut Wiyanto, juga mengindikasikan adanya penentuan jenis kelamin tukik dalam penetasan telur dengan Intan Box. BSTF dan SIKIA Unair melakukan penelitian penetasan hingga umur tukik selama 4 bulan terhadap 50 butir telur penyu. Hasilnya, dari 50 telur penyu yang ditetaskan, ada 44 tukik berjenis kelamin jantan dan 6 ekor berjenis kelamin betina.

“Penetasan dengan Intan Box menghasilkan mayoritas tukik jantan dengan rentan suhu 27,4 – 29,5 derajat celcius. Hal ini tentunya akan dijadikan bahan pengembangan penelitian oleh tim dari SIKIA Unair sekaligus untuk pengembangan spesifikasi Intan Box ke depannya,” kata dia.

Penentuan jenis kelamin jantan, kata Wiyanto, karena adanya pemanasan global, berakibat telur yang menetas berjenis kelamin betina. Sehingga sangat berkurang keberadaan penyu jantan di alam liar.

“Sedangkan 1 betina membutuhkan 4 sampai 6 ekor pejantan untuk membuahi semua telur telurnya. Makanya kita ingin memperbanyak penyu jantan. Kalau kondisi alam seperti ini maka akhirnya penyu akan punah mas,” katanya.

Tukik berusia mulai dari 65 sampai 134 hari itu pun sudah dilepasliarkan di Pulau Santen, Desa Karangrejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jumat (22/10/2022). Tukik jenis Lekang atau dalam bahasa latinnya Lepidochelys olivacea, memiliki respon yang sama dengan tukik hasil penetasan alami maupun semi alami saat kembali ke laut lepas.

Intan Box sendiri dirancang oleh Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF). Menariknya, sejak mulai digunakan pada akhir 2021 lalu, alat ini sudah berhasil menetaskan lebih dari 1.000 butir telur penyu Lekang dan 51 telur penyu Hijau (Chelonia mydas).

BSTF sendiri meletakkan alat Intan Box di dua lokasi yang berbeda. Masing-masing di Sekretariat BSTF dan SIKIA Unair. Setelah berlangsung inkubasi selama 56 sampai 64 hari, maka telur penyu itu pun sudah dapat menetas.

Wiyanto juga membeberkan keunggulan Intan Box, selain tak memerlukan media pasir alat yang berbentuk boks ini juga tidak memerlukan tempat yang luas.

“Sehingga mudah dipindah, dipantau langsung dan bisa menampung 1.000 butir telur penyu tergantung dari jenisnya,” imbuhnya.

Menurutnya, Intan Box bisa menjadi solusi untuk menjaga kelestarian penyu agar tidak sampai punah.

“Ke depan semoga ide penetasan dengan Intan box bersekala lebih besar berupa ruangan yang di setting seperti Intan Box. Kondisinya bisa di pakai sebagai solusi menjaga keseimbangan tukik yang menetas mau betina atau jantan. Harapannya hal ini bisa dipergunakan dan dimanfaatkan di Taman Nasional (TN) Merubetiri, Alas Purwo dan lain tempat di Indonesia yang banyak penyu bertelur,” pungkasnya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi, Purwantono, menanggapi adanya pengembangan penetasan telur penyu menggunakan Intan Box, menurutnya cukup menarik.

“Namun apakah ini akan ditindaklanjuti untuk diaplikasikan kita belum tahu. Karena ini masih tahap penelitian. Kembali lagi putusan kepada pimpinan nantinya,” ucapnya singkat.

Sebagai informasi, kegiatan penetasan telur penyu itu terlaksana berkat kolaborasi dan dukungan oleh Balai Pengolahan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim.

Sumber detik.com

By Luqman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *