Migrant Care Banyuwangi Adakan Dialog Interaktif Hanya Di Ikuti Satu Kandidat Cawabup

Bagikan Artikel

Berita Banyuwangi – Pemungutan suara serentak nasional dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada bulan 27 November 2024, di 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 93 kota, dan 415 kabupaten satu diantaranya adalah Kabupaten Banyuwangi dengan dua kandidat pasangan calon yaitu Paslon nomor satu Ipuk Festiandani, S.Pd – Ir. Mujiono, M.Si dan Paslon nomor dua Moh. Ali Makki Zaini – Ali Ruchi, S.T, M.Si

Migrant CARE Banyuwangi selaku organisasi masyarakat sipil  yang memiliki fokus pada isu Perlindungan Pekerja Migran membaca peluang untuk bertemu dengan kedua pasangan calon. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan dialog dan diskusi tentang komitmen Perlindungan Pekerja Migran Banyuwangi. dialog interaktif dengan mengundang pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Banyuwangi di Hotel Aston Banyuwangi pada Kamis (17/10/2024).

Acara Dialog Interaktif yang digelar salah satunya bertujuan untuk mengukur komitmen kandidat terhadap isu pekerja migran lewat visi misi dan program yang diusung dalam Pilkada serentak 2024 mendatang, dan mengundang dua paslon Pilkada Banyuwangi 2024. Namun sampai acara berakhir, dialog tersebut hanya dihadiri oleh satu kandidat yakni calon wakil bupati nomor urut 02, Ali Ruchi.

Ketua Migrant Care Banyuwangi, Siti Uut Rochimatin Dialog Interaktif bertujuan untuk mengukur komitmen para kandidat terhadap isu pekerja migran melalui visi, misi, dan program yang diusung dalam Pilkada Banyuwangi 2024.

“Dialog interaktif ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana komitmen para kandidat terhadap pekerja migran. Mengingat Banyuwangi merupakan salah satu daerah dengan penyumbang PMI tertinggi,” Kata Uut.

Uut menyayangkan banyak kandidat yang tidak hadir dalam diskusi Menurutnya isu pekerja migran tidak dianggap menarik atau seksi di Banyuwangi. Para kandidat juga dinilai tidak memahami persoalan pekerja migran yang sebenarnya sangat kompleks.

“Di Banyuwangi, regulasi yang mengatur tentang pekerja migran masih lemah dan banyak celah yang mendorong semakin banyaknya pekerja migran yang masih ilegal,” Kata Uut.

Sementara itu, Ali Ruchi mengaku bahwa isu pekerja migran merupakan hal baru baginya. sehingga Ia bersedia hadir karena ingin belajar dan mendapatkan masukan dari para praktisi atau akademisi.

“Saya diundang ke sini, ini hal baru. Saya datang ke sini jujur ingin banyak masukan. Karena bagi kami, mereka tahu lebih detail soal isu pekerja migran. Sehingga baik untuk kami sebagai masukan untuk menyusun program supaya lebih tepat sasaran,” kata Ali Ruchi.

Dalam diskusi tersebut, Ali Ruchi menerima masukan tentang revisi Perda 15 Tahun 2012 yang dinilai tidak menguntungkan pekerja migran, terutama berkaitan dengan jaminan sosial. Ia pun berjanji akan menindaklanjuti permintaan tersebut.

By Luqman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *