Ngerandu Buko, Tradisi Warga Banyuwangi Jelang Buka Puasa-Berburu Takjil

Bagikan Artikel

Banyuwangi – Menjelang berbuka puasa biasanya lebih dikenal dengan Ngabuburit. Namun di Banyuwangi, ada kalimat lain dalam menunggu waktu berbuka puasa. Mengacu pada bahasa setempat, menunggu berbuka puasa di Banyuwangi adalah Ngerandu Buko.
Ngerandu diartikan dalam bahasa Using adalah menunggu. Sementara Buko adalah waktu berbuka puasa. Biasanya, kegiatan Ngerandu Buko digelar di tempat terbuka. Biasanya, mereka akan mengunjungi pantai, lokasi ramai dan tempat wisata.

“Kalimat Ngabuburit itu kan dari bahasa Sunda. Kalau di Banyuwangi itu ya Ngerandu Buko,” ujar Mamet, warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi kepada detikJatim, Senin (11/4/2022).

Sama seperti halnya Ngabuburit, Ngerandu Buko dilakukan di tempat keramaian. Biasanya dilakukan di pantai ataupun di ruang terbuka lainnya. Kegiatannya adalah menghabiskan waktu menyambut datangnya waktu berbuka. Terkadang, kegiatan ini menjadi ajang untuk cuci mata dan mencari jodoh.

“Kalau biasanya ya di tempat keramaian. Saling sapa kadang juga menjadi ajang cari jodoh,” katanya.

Ngerandu Buko Tradisi Masyarakat Banyuwangi Jelang Berbuka Puasa-Berburu Takjil
Ngerandu Buko Tradisi warga Banyuwangi/ Foto: Ardian Fanani

Untuk saat ini, Banyuwangi memiliki banyak kegiatan pasar kuliner takjil dan pasar tematik. Mereka buka menjelang buka puasa. Jajanan kuliner menjadi buruan masyarakat yang Ngerandu Buko.”Ada pasar tematik dan pasar kuliner takjil di Banyuwangi sekarang menjadi tempat untuk kegiatan Ngerandu Buko atau menunggu waktu berbuka,” tambah MY Bramuda, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.

Pasar Takjil Kuliner Ramadan, kata Bramuda difasilitasi Pemkab Banyuwangi hingga jajaran pemerintah desa. Hal ini berdampak sangat positif ke ekonomi masyarakat. Ribuan UMKM dan PKL berjualan di berbagai tempat yang telah ditentukan. Misalnya saja Pasar Takjil Ramadan di kawasan Jalan Letjen Sutoyo yang ditempati 280 UMKM.

Sementara pasar tematik berada di desa dan kecamatan. Salah satunya adalah Pasar Wit-witan di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi.

“Sementara pasar tematik tersebar di seluruh Banyuwangi. Mereka dikelola oleh desa dan kecamatan. Tentu hal ini menumbuhkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya.

Baca artikel detikjatim, “Ngerandu Buko, Tradisi Warga Banyuwangi Jelang Buka Puasa-Berburu Takjil” selengkapnya https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6026285/ngerandu-buko-tradisi-warga-banyuwangi-jelang-buka-puasa-berburu-takjil.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

By Luqman

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *