Banyuwangi – Kaur Kesra Desa Bayu, Sriyanto memastikan, kisah di film KKN Desa Penari terjadi di desanya. Balai Desa Bayu menjadi saksi bisu kisah tersebut.
Sebab, semua peserta KKN tinggal di balai desa selama mengabdikan diri kepada masyarakat. Namun terhitung sejak kisah itu terjadi, balai desa itu sudah tiga kali mengalami perombakan. Itu seperti yang disampaikan Sriyanto.
Setiap renovasi yang dilakukan selalu dibarengi dengan pemindahan barang-barang. Kini, pihak desa mengaku kesulitan untuk menemukan bukti kunci dari KKN tersebut. Barang bukti yang dimaksud yakni sebuah plakat. Menurut Sriyanto, dalam plakat itu tertera nama-nama peserta KKN.
Ia bercerita, pada 2009 ada 11 mahasiswa dari Surabaya yang menggelar KKN di Desa Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Selama KKN mereka tinggal di balai desa. Sebagai salah satu petugas desa, kala itu Sriyanto cukup memperhatikan kegiatan KKN tersebut. Terlebih, rumahnya tak jauh dari balai desa. Menurut Sriyanto, pada suatu hari, peserta KKN penasaran dengan keindahan Rowo Bayu. Mereka kemudian mengunjungi tempat wisata itu.
“Awalnya mau lihat Rowo Bayu. Terus namanya orang pencinta alam, mereka langsung ke Darungan. Wilayah perkebunan Bayu Lor,” kata Sriyanto kepada detikJatim, Senin (23/5/2022).
Darungan atau Pendarungan merupakan kampung ‘hilang’ atau kampung mati. Jaraknya sekitar 2 km dari Rowo Bayu. Disebut kampung hilang karena saat ini kampung tersebut tinggal menyisakan sejumlah bangunan rumah yang kosong. Para pekerja perkebunan yang sebelumnya menghuni rumah-rumah tersebut, sudah pindah sejak tahun 2000-an.
Menjelang sore, mereka kembali dari Darungan ke Balai Desa Bayu. Namun ada sepasang mahasiswa dan mahasiswi yang memilih bertahan di Darungan. Menurut Sriyanto, mereka masih ingin menikmati alam sekitar. Namun ada juga yang berkisah, dua muda-mudi itu melakukan perbuatan tak senonoh di Darungan.
Mereka berdua pulang saat matahari sudah tenggelam. Di tengah perjalanan pulang, mereka mendapat tawaran untuk mampir ke rumah seseorang. Sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu menerima tawaran tersebut. Dari sini, cerita mistis mereka dimulai.
“Begitu mereka masuk rumah tersebut, mereka seperti masuk istana. Ada rajanya, ada dayang-dayangnya, disuguhi tari-tarian, gamelannya lengkap. Sambil menikmati hidangan, sambil menikmati tari-tarian. Wis layaknya kerajaan gitu,” papar Sriyanto.
Sriyanto melanjutkan ceritanya. Setelah menyantap jamuan dan suguhan tari-tarian, mereka izin pulang ke tuan rumah. Lalu dua mahasiswa-mahasiswi itu diberi bekal untuk disantap dalam perjalanan pulang atau ketika sampai Balai Desa Bayu.
Namun saat bungkusan itu dibuka di tengah perjalanan pulang, mereka terkejut. Sebab isinya kepala kera. Mereka mempertanyakan tempat yang sebelumnya disinggahi. Yang ternyata tempat gaib yang kemudian kini disebut sebagai Desa Penari.
“Mereka terkujut. Padahal waktu di pesta tadi, mereka merasa suguhan daging ya daging beneran. Nasi ya nasi beneran. Akhirnya pikiran mereka terganggu,” terangnya.
Sampai di Balai Desa Bayu, sepasang mahasiswa dan mahasiswi itu bercerita kepada teman-temannya soal apa yang terjadi. Kemudian cerita mistis itu sampai ke petugas desa. Sriyanto menambahkan, setelah mengalami kisah mistis itu, dua mahasiswa-mahasiswi itu sakit. Mereka lalu dibawa pulang ke Surabaya 5 hari kemudian, karena sakitnya tak kunjung sembuh. KKN tersebut tidak dituntaskan oleh mereka. Beberapa bulan berselang, Sriyanto mendapat kabar bahwa dua mahasiswa-mahasiswi yang sakit itu telah meninggal.
Heboh soal kisah KKN Desa Penari mulai terjadi pada 2019. Itu setelah akun Twitter @SimpleM81378523 bercerita, ada enam mahasiswa-mahasiswi yang menggelar KKN di Kota B, Jawa Timur pada 2009 akhir. Mereka merupakan mahasiswa-mahasiswi angkatan 2005/2006 dari sebuah perguruan tinggi di Kota S.
Enam calon sarjana yang menggelar KKN tersebut yakni Ayu, Nur, Widya, Wahyu, Anton dan Bima. Dua di antaranya meninggal setelah melewati seabrek hal mistis di tempat KKN tersebut.
Setelah kisah mistis itu viral, banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran mengenai tempat KKN Desa Penari. Kisah itu kemudian dibukukan dan difilmkan. Saat ini filmnya masih tayang dan masih menyedot banyak penonton.
Sumber detik.com