Memasuki musim liburan sekolah, Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Desa/Kecamatan Purwoharjo tampak lengang, Jumat (30/6). Para pedagang di taman hijau itu, banyak yang resah karena pembeli menjadi sepi.
Salah satu pedagang es puter di RTH Purwoharjo, Markuat, 65, warga Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Purwoharjo menyampaikan dagangannya menjadi lebih sepi di banding hari biasanya. “Sekarang agak sepi, sehari yang terjual tidak sampai 30 gelas,” ujarnya.
Setiap harinya, Markuat jualan es mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00. Karena pembeli sapi, saat ini kalau ingin menghabiskan dagangan sampai pukul 20.00. “Kalau hari biasa bisa cepat habis,” katanya.
Bila sekolah tidak libur, jelas dia, para siswa banyak yang datang ke tempat jualannya, terutama saat pulang sekolah. Karena sekolah libur, sehari bisa laku 30 gelas dengan waktu yang lama. “Hari biasa bisa habis 50 gelas dalam waktu yang cepat,” ungkapnya.
Es puter yang dibuat Markuat, masih menggunakan cara tradisional. Bahan utamanya air susu yang diberi aroma pandan. “Untuk mendinginkan, memakai es dan garam krosok (kasar),” terangnya.
Pembuatan es dengan cara tradisional itulah, masih kata dia, yang masih dicari oleh para pelanggannya. Jika setiap hari mengonsumsi, tidak sampai membuat sakit. “Ada salah satu pelanggan yang cerita masih tetap sehat setelah menyantap es buatan saya. Beli di tempat lain, katanya langsung batuk dan pilek,” ungkapnya.
Salah satu pelanggan, Deni Kurniawan, 17, mengaku cukup sering membeli dagangan Markuat. Ia juga tetap membeli meski di hari libur seperti saat ini. “Suka dengan cita rasanya, apalagi beberapa hari ini cuaca panas,” katanya.
Selain rasanya yang khas, Deni mengatakan harga yang dipatok Rp 5000 per porsi dianggap tidak mahal. “Es puter ada isian nangka, roti, dan tape ketan. Hari ini (kemarin) saya sampai minta tambah dua kali,” ungkapnya.
Sumber : Radar Banyuwangi