Update Corona 13 Agustus: Korea Utara Tuduh Korea Selatan Menyebarkan Covid-19

Bagikan Artikel

Kasus Covid-19 di Indonesia masih mengalami fluktuasi di angka 5000-6000 kasus dalam sehari.  Update pada Jumat (12/8/2022), Indonesia melaporkan 6.091 kasus baru. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang melaporkan 5.523 kasus baru. 

Covid-19 meningkat jelang akhir pekan. dengan 6.091 kasus baru dilaporkan dari 30 provinsi. Kasus aktif kembali naik, kematian bertambah 18, sementara positivity rate masih konsisten tinggi, hari ini di angka 11,72%.

Jumlah kasus Covid-19 di dunia Berdasarkan catatan Worldometer, kasus virus corona secara global hingga Jumat (12/8/2022) adalah sebagai berikut: Kasus positif: 593.832.031 Meninggal: 6.450.991 Sembuh: 565.895.539 Sementara kasus aktif secara global mencapai 21.485.501 dengan rincian 21.439.764 dalam kondisi ringan dan 45.737 di antaranya kritis. Kasus Covid-19 di Indonesia Di Indonesia, tren kenaikan kasus masih fluktuatif di angka ribuan dalam beberapa pekan terakhir.  Pada Jumat (12/8/2022), Indonesia melaporkan 6.091 kasus Covid-19, naik setelah sempat turun dalam tiga hari berturut-turut. Penurunan kasus ini terjadi setelah Indonesia melaporkan kasus tertinggi sejak Maret 2022 dengan 6.527 kasus pada Kamis (4/8/2022). Sebagian besar kasus baru yang dilaporkan berasal dari DKI Jakarta dengan 2.858 kasus dan Jawa Barat 1.194 kasus. Dengan catatan angka kasus baru tersebut, positivity rate Covid-19 di Indonesia mencapai 9,08 persen. Berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus di suatu negara dianggap terkendali apabila angka positivity rate berada di bawah 5 persen.

Vaksin Covid-19 domestik pertama Korea Selatan Vaksin SKYCovione kini tengah memasuki tahap pengemasan dan siap untuk diluncurkan pada akhir Agustus 2022. Di permukaan produk yang dikemas dan ditumpuk satu per satu dalam kotak plastik kuning, tertulis “SKYCovione Multi-Inj.” Sementara itu, Manajemen Umum Andong L House dan Wakil Presiden Senior SK Bioscience, pengembang vaksin SKYCovione, Lee Sang-gyun mengatakan, pihaknya butuh waktu empat bulan untuk memproduksi vaksin tersebut. “Kami saat ini bekerja untuk memproduksi 60.000 botol sebagai batch pertama SKYCovione yang setara dengan 600.000 dosis,” kata dia, dikutip dari Asia News. “Kami berencana mengajukan peninjauan pelepasan lot nasional dengan Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan minggu depan,” sambungnya. Tinjauan pelepasan lot nasional adalah pemeriksaan terakhir yang dilakukan oleh otoritas obat sebelum disetujui masuk ke pasar domestik. Proses ini biasanya memakan waktu sekitar dua minggu. Ia menuturkan, masa kedaluwarsa vaksin ini akan lebih lama karena lebih banyak data keamanan tentang vaksin yang diperoleh. Pemerintah Korea Selatan telah menandatangani kontrak pembelian awal senilai 200 miliar Won (153 juta dollar AS) dengan SK Bioscience untuk membeli 10 juta dosis SKYCovione pada Maret lalu. Baca juga: Epidemiolog Sebut PTM Tetap Bisa Dilaksanakan di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19 Adik Kim Jong Un tuduh Korsel sebarkan Covid-19 Adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Yo Jong menuduh Korea Selatan sebagai penyebab wabah Covid-19 di negaranya. Ia juga memperingatkan akan adanya pembalasan ketika Korea Utara menyatakan kemenangan atas wabah Covid-19. Negara itu sebelumnya mengatakan bahwa “hal-hal asing” di dekat perbatasan dengan Korea Selatan menyebabkan wabah Covid-19. Namun, klaim itu ditolak oleh Seoul. Diketahui, para aktivis Korea Selatan selama bertahun-tahun telah menerbangkan balon berisi selebaran propaganda dan dolar AS melintasi perbatasan. Adik Kim Jong Un pun menyalahkan aktivitas ini atas wabah Covid-19 di negaranya. “Itu kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Yojong dalam kantor berita resmi Korea Central News Agency (KCNA), dikutip dari Channel News Asia. “Sangat mengkhawatirkan bahwa Korea Selatan mengirim selebaran, uang, brosur, dan barang-barang ke wilayah kami,” sambugnya. Yo Jong memperingatkan bahwa Pyongyang sedang mempertimbangkan tanggapan pembalasan yang kuat bila aktivitas itu berlanjut. “Kami akan merespons dengan memberantas tidak hanya virus, tetapi juga otoritas Korea Selatan,” ujarnya.

Sumber kompas.com

By Luqman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *